Cetak Generasi Berjiwa Sosial

By Admin


nusakini.com-Semarang – Riuh tepuk tangan menggema di Aula Kaimana SMA Nasima, Senin (7/1). Decak kagum hadirin pun terlontar ketika sejumlah siswi SMA menampilkan tarian khas Aceh “Ratoh Jaroe”. 

Gerak tangan yang serempak dan enerjik dalam ritme cepat berhasil memukau hadirin. Tak hanya tarian daerah asal serambi Mekah, tari Jawa Bali Dwipa juga ditampilkan secara rancak oleh siswa-siswi SD Nasima. 

Harmoni keberagamaan nusantara memang menjadi fokus perhatian sekolah Nasima. Karena perhatian tersebut, sekolah Nasima bahkan memperoleh anugerah rekor Muri sebagai sekolah pertama dengan tata ruang bertema daerah-daerah di Indonesia yang terbanyak. Anugerah itu diterima oleh Ketua Umum YPI Nasima H Agus Sofwan Hadi SH saat tasyakuran HUT ke-25 Sekolah Nasima, Senin (7/1). 

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen mengapresiasi langkah sekolah Nasima yang berkomitmen untuk senantiasa menjunjung semboyan pemersatu bangsa “Bhinneka Tunggal Ika”. Meski perbedaan adalah wujud rahmat dari Allah SWT, namun masyarakat harus teguh bersatu, untuk menjamin tegaknya NKRI. 

“Terima kasih kepada YPI Nasima yang telah menanamkan pada anak didiknya, pentingnya mengenal keberagaman di negara kita. Kita boleh berbeda, karena perbedaan itu rahmat dari Allah SWT. Tapi, perbedaan itu harus dalam kerangka tunggal ika,” tegasnya. 

Gus Yasin, sapaan akrabnya, menjelaskan upaya untuk menjunjung persatuan dan kesatuan dalam keberagaman dapat diteladani dari kisah Nabi Muhammad SAW. Rasulullah berjuang mempersatukan dan membangun kerukunan di negara Arab, meski penduduknya memeluk keyakinan yang berbeda. 

“Nabi Muhammad SAW mengokohkan negaranya karena meskipun banyak agama, suku, dan ras disatukan negara bahasa Arab. Juga ada Piagam Madinah,” jelasnya. 

Putera ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menerangkan, tanggung jawab besar yang diemban setiap institusi pendidikan saat ini adalah menanamkan budi pekerti pada anak didiknya. Gus Yasin ingin, pelajar sekolah Nasima memahami tata krama dan menghormati orang yang ada di sekelilingnya. Menurutnya, tata krama dapat dipelajari salah satunya dengan memahami bahasa Jawa. 

“Saya beberapa kali berinteraksi dengan orang barat maupun orang timur. Saya mempelajari bahasa Inggris dan bahasa Arab, tapi saya belum bisa menemukan pendidikan karakter yang kuat di dalam bahasa, kecuali bahasa Jawa. Bahasa Jawa sangat santun karena mengajarkan tata krama saat kita bertutur kata dengan orang tua,” terang Wagub. 

Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu juga ingin, pelajar sekolah Nasima nantinya menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa sosial. Untuk memupuk kepedulian, mereka dapat turut serta dalam kegiatan sosial, seperti menyantuni anak yatim. 

“Di dunia pendidikan yang mengedepankan akhlak atau karakter, kita harus menanamkan jiwa sosial. Contohnya dengan menyayangi anak-anak yang membutuhkan, seperti anak yatim yang tidak lagi memiliki orang tua. Ini memberikan pelajaran kepada anak-anak kita untuk menumbuhkan jiwa sosial mereka,” ujarnya. 

Gus Yasin juga berharap, sekolah Nasima dapat mengajarkan materi tentang penanggulangan bencana. Mengingat beberapa wilayah di Tanah Air, termasuk Jawa Tengah, merupakan daerah rawan bencana. 

“Saat ini banyak daerah yang mengalami kemarau panjang dan bencana lainnya. Saya harap di sekolah Nasima ke depan menyisipkan materi tentang penanggulangan bencana,” harapnya. (p/ab)